Latihan 10-5
Tentukan dampak transaksi pada Rasio Solvabilitas:
a. Total utang terhadap ekuitas
b. Utang jangka panjang terhadap ekuitas
c. Laba terhadap beban tetap
d. Arus kas terhadap beban tetap
a
|
b
|
c
|
d
|
N
|
TP
|
TP
|
T
|
T
|
TP
|
TP
|
T
|
N
|
N
|
TP
|
N
|
T
|
T
|
TP
|
TP
|
TP
|
TP
|
T
|
TP
|
TP
|
TP
|
TP
|
N
|
TP
|
TP
|
T
|
T
|
TP
|
TP
|
T
|
T
|
T
|
T
|
N
|
N
|
N
|
N
|
T
|
T
|
1. Kenaikan tarif pajak
2. Melunasi obligasi secara tunai
3. Menerbitkan obligasi untuk mendanai
pengembangan
4. Menerbitkan saham preferen untuk mendanai
pengembangan
5. Kenaikan beban penyusutan
6. Menagih piutang
7. Melunasi utang dengan utang baru dengan
bunga yang lebih tinggi.
8. Mengapitalisasi porsi beban bunga
yang lebih tinggi.
9. Mengubah utang menjadi modal
saham.
10. Membeli persediaan secara kredit
Soal 10-4
TOP CORP
|
Ramalan Kas
|
untuk Tahun
yang berakhir pada Tanggal 31 Desember, Tahun ke 6
|
|
|
|
|
|
|
Kas 1 Jan 2006
|
|
|
|
35,000
|
Pemasukan kas
|
|
|
|
|
Piutang usaha 1 Jan 2006
|
|
75,000
|
|
|
Penjualan
|
|
412,500
|
|
|
Total potensi penagihan kas
|
|
487,500
|
|
|
(-) Piutang usaha 31 Des 2006
|
(103,125)
|
|
|
|
|
|
|
|
384,375
|
Total kas
tersedia
|
|
|
|
419,375
|
Pengeluaran
kas
|
|
|
|
|
Utang usaha 1 Jan 2006
|
|
65,000
|
|
|
Pembelian
|
|
455,500
|
|
|
Total potensi pengeluaran kas
|
520,500
|
|
|
|
|
|
(122,000)
|
|
|
|
|
|
|
398,500
|
|
Wesel
bayar 1 Jan 2006
|
|
17,500
|
|
|
Wesel
bayar 31 Jan 2006
|
|
(15,000)
|
|
|
|
|
|
|
2,500
|
|
Beban kas
|
|
|
27,250
|
|
|
|
|
|
|
428,250
|
Kas 31 Des
2006
|
|
|
|
(8,875)
|
Kas yang
diinginkan
|
|
|
|
50,000
|
Pinjaman kas
|
|
|
|
(58,875)
|
Soal 10-6
a. Hitung ukuran berikut untuk tahun
2005 dan 2006
|
Tahun 2005
|
Tahun 2006
|
1. Rasio lancar = aset lancar/kewajiban
lancar
|
61.000/40.000 = 1,525 %
|
84.000/54.000 = 1,56 %
|
2. Jumlah hari untuk menagih piutang =
Piutang / (Penjualan/360)
|
20.000/(155.000/360) = 46,45 hari
|
25.000/(186.000/360) = 48,39 hari
|
3. Perputaran persediaan = harga
pokok penjualan/((persediaan awal+akhir)/2)
|
99.000 / (38.000/2) = 5,21
|
120.000 / (56.000/2) = 4,28
|
4. Jumlah hari untuk menjual persediaan =
360 / perputaran persediaan
|
360 / 5,21 = 69,1 hari
|
360 / 4,28 =84,11 hari
|
5. Jumlah hari untuk membayar utang usaha =
utang usaha / (Total aset/360)
|
23.000/(105.000/360) = 78,86 = 79 hari
|
29.000/(138.000/360) = 75,65 = 76 hari
|
6. Rasio arus kas = arus kas operasi /
kewajiban lancar
|
7.700/40.000 = 0,1925
|
6.400/54.000 = 0,1185
|
b. Perubahan yang tidak signifikan karena
berdasarkan rasio-rasio tersebut, tidak ada perubahan yang signifikan antara
tahun 5 dan tahun 6. Pada tahun 6 terjadi kemunduran, yaitu pertambahan jumlah
hari untuk menjual persediaan, penurunan rasio arus kas. Namun, juga ada kemajuan dalam rasio lancar.
Latihan 11-2
a. Reaksi atas komentar
tersebut:
Sebaiknya
manajemen Vancouver Viacom mengumumkan kerugian luar biasa atau tidak berulang
saat pengumuman laba karena agar pemegang saham dapat mengetahui dari mana asal
laba yang disajikan tersebut apakah benar-benar menggambarkan laba dari aktivitas
operasi atau hanya berasal dari pos luar biasa atau pos yang tidak berulang. Pendapat manajemen mengenai kualitas
keputusannya hampir selalu terkait dengan kondisi usaha normal atau kurang
normal. Hal ini
terbukti pada bagian diskusi manajemen dan analisis. Namun, manajer yang baik
mengantisipasi hal yang tidak diharapkan. Saat terjadi kegagalan, manajer yang
buruk seringkali berusaha untuk menghindari tanggung jawab. Manajer dibayar
untuk mengantisipasi dan memperkirakan yang tidak biasa.
b. Faktor yang menentukan bahwa
suatu keuntungan dan kerugian adalah luar biasa:
Keuntungan dan kerugian pos
luar biasa yaitu terhadap kenaikan sumber daya dan pengembalian
investasi modal, jika laba ini digunakan sebagai dasar peramalan maka kinerja pos
luar biasa akan lebih berpengaruh dari kinerja masa lalu. Pos luar biasa akan berdampak pada evaluasi manajemen yang didasarkan pada
laba. Pos luar biasa (extraordinary items) didefinisikan
sebagai pos material yang secara signifikan berbeda dengan aktivitas bisnis
utama perusahaan. Kriteria untuk pos luar biasa adalah:
1. Bersifat
tidak biasa (unusual nature)
Kejadian atau transaksi yang
mendasari harus memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan merupakan jenis
yang secara jelas tidak berhubungan dengan atau hanya bersifat insidentil
berkaitan dengan aktivitas normal dan umum perusahaan dengan memperhitungkan
lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
2. Kejarangan terjadinya (Unfrequency
of accurance)
Kejadian atau transaksi yang mendasari harus
merupakan jenis yang tidak diharapkan akan terjadi kembali dimasa yang akan
datang (foreseeable future), dengan memperhitungkan lingkungan dimana
perusahaan beroperasi.
c. Klasifikasi pos luar biasa
1.
Kerugian
yang diderita anak perusahaan di luar negeri terkait dengan perubahan kurs
valuta asing.
Tidak, karena kerugian yang diderita oleh anak perusahaan yang berada di
luar negeri ini diakibatkan oleh translasi, yaitu penyajian informasi mata uang
dari satu mata uang ke mata uang lainya (dari mata uang asing disajikan ulang
ke mata uang induk perusahaan). Hanya diperbolehkan jika terjadi selisih kurs
yang naik secara tiba-tiba atau naik dengan jumlah yang cukup besar seperti
adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta asing, maka kejadian ini dapat
digolongkan dalam pos luar biasa.
2.
Penurunan nilai persediaan biaya menjadi nilai realisasi bersih.
Iya,
karena nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi bersih secara
terpisah untuk setiap barang dalam persediaan. Penurunan nilai persediaan tidak
tepat jika dihitung berdasarkan klasifikasi persediaan, misalnya barang jadi,
atau seluruh persediaan dalam suatu industry atau segmen geografis tertentu.
Dalam hal perusahaan jasa umumnya mengakumulasikan biaya dalam hubungannya
dengan setiap jasa agar dapat menetapkan harga jual tersebut. Dengan demikian masing-masing jenis jasa dibukukan
sendiri.
3.
Kerugian karena adanya produk lebih baik yang dihasilkan pesaing.
Tidak,
karena kerugian akibat adanya produk lebih baik yang dihasilkan pesaing
merupakan operasi normal perusahaan. Walaupun kejadian ini tidak bisa
diprediksi, tetapi masi ada kemungkinan kejadian ini terjadi lagi.
4.
Penurunan laba bersih karena tarif pajak yang lebih tinggi.
Iya,
karena biasanya dalam praktek, alokasi pajak dapat melibatkan tarif yang
berbeda untuk komponen laba yang berbeda. Perbedaan ini timbul akibat tarif
pajak yang berjenjang atau tarif khusus atau adanya alternatif untuk jenis
keuntungan dan kerugian tertentu sehingga dilakukan perhitungan terpisah.
5.
Kenaikan laba yang berasal dari likuidasi persedian LIFO yang lebih rendah
karena adanya pemogokan.
Tidak,
karena efek dari pemogokan itu bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian atas
penjualan atau meninggalkan aset, dan peralatan yang digunakan dalam bisnis
sehingga mencakup kegiatan normal
perusahaan.
6.
Beban
Relokasi fasilitas pabrik.
Ya,
karena relokasi pabrik bersifat abnormal dan tidak berhubungan dgan aktivitas
perusahaan sehari hari.
7.
Beban
terkait likuidasi lini produk yang tidak menguntungkan.
Ya, karena likuidasi atas suatu lini produk yang tidak menguntugkan merupakan
aktivitas yang tidak diharapkan oleh suatu perusahaan maka digolongkan dalam
pos luar biasa.
8.
Penghapusan biaya penelitian dan pengembangan produk yang gagal (tidak
dapat dipasarkan).
Tidak,
karena biaya penelitian bisa dihapuskan selama perusahaan tersebut sudah
menemukan seluruh aspek dari produk/jasa yang ingin dijualnya, pengembangan
produk yang gagal merupakan sesuatu yang biasa terjadi dilakukan dalam
penelitian ketika produk tersebut gagal dan tidak dapat di pasarkan maka akan
melakukan penelitian lebih lanjut agar produk tersebut semakin baik.
9.
Penghapusan biaya perangkat lunak karena permintaan produk tersebut lebih
kecil dari yang diharapkan.
Tidak, karena biaya
tersebut timbul akibat aktivitas inti perusahaan.
10.
Kesulitan keuangan yang dialami pelanggan utama sehingga menimbulkan
cadangan piutang tak tertagih.
Tidak,
karena pelanggan utama adalah penyumbang dana yang besar. Jadi, jika pelanggan
utama mengalami kesulitan keuangan, ini menyebabkan meningkatnya piutang tak
tertagih yang dialami perusahaan sehingga perusahaan menetapkan Cadangan
Kerugian Piutang yang tinggi. Aktifitas ini merupakan aktifitas normal dan
sering terjadi karena sebagian besar perusahaan mempunyai CKP.
11.
Kerugian
penjualan mobil yang disewakan oleh perusahaan sewa mobil.
Ya, karena mobil sewa
merupakan aset bagi perusahaan sewa mobil maka dapat dikatakan pos luar biasa.
12.
Keuntungan
penjualan aset tetap.
Tidak, karena
merupakan aktifitas perusahaan biasa, walaupun penjualan sifatnya mendesak tapi
perusahaan biasa melakukan aktifitas tersebut, memang jarang terjadi tapi
termasuk aktifitas normal perusahaan.
13.
Sewa yang diterima dari karyawan yang menempati rumah milik perusahaan.
Tidak, jika
perusahaan secara terus menerus menerima sewa dari karyawaan sehingga aktifitas
ini jadi sering terjadi dan cukup pasti akan diterima dimasa yang akan datang.
14.
Kerugian
yang tidak diasuransikan.
Ya, ketika mengalami kebakaran sehingga
semua asset dan persediaan barang dagangan rusak atau tidak dapat digunakan
kembali. Hal tersebut tentunya tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang.
15.
Penyitaan
seluruh divisi perusahaan oleh pemerintah asing.
Ya, merupakan pos luar biasa karena hal
tersebut bukan merupakan aktivitas suatu perusahaan dan sangat jarang terjadi.
16.
Kerusakan
atau penyitaan property karena perang.
Ya, karena hal tersebut akan merugikan
perusahaan, dan hal tersebut mempunyai abnormalitas yang tinggi. Tidak diharapkan terjadi di masa yang akan datang.
Latihan 11-3
a. Pos luar biasa harus dilaporkan terpisah dari hasil usaha
sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan
mengenai sifat dan jumlahnya. PSAK No.25 menyatakan bahwa pos luar biasa harus
disajikan setelah laba yang berasal dari kegiatan normal perusahaan, dengan
demikian pengguna laporan keuangan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan yang berasal dari kegiatan normal sekaligus juga melihat pengaruh
dari pos luar biasa tersebut terhadap perhitungan laba rugi perusahaan. Dalam
perhitungan nilai tambah perlakuan pos luar biasa dapat dianalogikan sama dengan
pos non-trading credits jadi bukan merupakan nilai tambah. Dengan demikian nilainya merupakan koreksi terhadap laba ditahan.
b. Perlakuan pos luar biasa dalam
analisis keuangan
Pos
luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang analis akan
mengeluarkan pos luar biasa ketika menghitung laba tetap. Pos luar biasa juga
dikeluarkan dari laba ketika melakukan pebandingan antar waktu atau antar
perusahaan. Namun meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini
menghasilkan biaya (atau keuntungan) bagi perusahaan. Oleh sebab itu, seorang
analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba
ekonomi.