Q
4-1
Perusahaan
umumnya melaporkan saldo kompensasi yang diisyaratkan oleh perjanjian pinjaman
sebagai kas yang dibatasi dan diklasifikasi sebagai aset lancar.
a.
Apakah
klasifikasi ini berguna untuk tujuan analisis laporan keuangan? Jelaskan.
Saldo
kompensasi merupakan jumlah saldo minimum yang harus dipertahankan di bank,
jumlah ini digunakan sebagai jaminan peminjaman di bank. Pemakai statemen
keuangan membutuhkan informasi tentang saldo kompensasi sebab jumlah tersebut
membatasi jumlah kas yang dapat dibelanjakan oleh perusahaan setiap hari. Oleh
karena itu, saldo kompensasi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan perusahaan. Klasifikasi sebagai aktiva lancar jika kas selalu tersedia
untuk digunakan dalam operasi saat ini.
b.
Cara
mengevaluasi saldo kompensasi
Untuk
mengevaluasi saldo kas kompensasi, dapat dilakukan dengan mengevaluasi saldo
kas secara keseluruhan dan mengevaluasi catatan atas laporan keuangannya yang
menjelaskan jumlah kas yang dibatasi penggunaanya tersebut. Selain itu juga
melakukan konfirmasi kepada bank bahwa terdapat perjanjian kredit yang
mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di bank.
C
4-2
a.
Hitung
laba setelah pajak Falcon.Com secara
terpisah dengan metode penilaian persediaan (1) FIFO dan (2) LIFO dengan
mengasumsikan perusahaan tidak mengeluarkan beban lain selain harga pokok
penjualan dan tarif pajaknya sebesar 50%. Pajak diakui pada periode berjalan
dan dibayar pada tahun berikutnya.
1. Metode FIFO
Penjualan (1.000 unit x $1,70) $ 1.700
HPP
(1.000 unit x $ 1,00) $
1.000
Laba
Kotor $ 700
Pajak
50% $ 350
Laba
setelah pajak $ 350
2. Metode FIFO
Penjualan (1.000 unit x $1,70) $ 1.700
HPP (1.000 unit x $ 1,50) $ 1.500
Laba Kotor $ 200
Pajak 50% $ 100
Laba setelah pajak $ 100
b.
Jika seluruh penjualan
dan pembelian dilakukan secara tunai, buatlah neraca akhir tahun baik untuk
metode penilaian persediaan (1) FIFO maupun (2) LIFO.
Neraca Akhir Tahun Metode FIFO
Kas
|
200
|
|||||
Persediaan
|
1,500
|
Total Ekuitas
|
1,700
|
|||
Total Aset
|
1,700
|
Neraca Akhir Tahun Metode LIFO
Kas
|
200
|
|||||
Persediaan
|
1,000
|
Total Ekuitas
|
1,200
|
|||
Total Aset
|
1,200
|
c.
Jabarkan
perbedaan kedua metode penilaian persediaan untuk menentukan laba dan posisi
keuangan selama periode harga meningkat.
1.
Metode
FIFO
Dalam keadaan inflasi, metode FIFO menyajikan laba yang
lebih tinggi dibandingkan dengan metode LIFO, laba yang tinggi disebabkan harga
pokok persediaan yang lebih rendah, dengan laba yang tinggi menyebabkan kas
keluar untuk pembayaran pajak juga tinggi dan jumlah persediaan yang disajikan
dalam neraca juga tinggi.
2.
Metode LIFO
Dalam
keadaan inflasi, metode LIFO menyajikan laba yang lebih rendah dibandingkan
dengan metode FIFO, laba yang lebih rendah disebabkan harga pokok persediaan
yang lebih tinggi, dengan laba yang lebih rendah menyebabkan kas keluar untuk
pembayaran pajak juga lebih rendah dan jumlah persediaan yang disajikan dalam
neraca juga rendah.
d.
Masalah apa yang
dimiliki metode LIFO dalam pembuatan dan analisis laporan keuangan sementara?
1.
Laba Menurun
Penggunaan metode LIFO pada masa inflasi
dapat menyebabkan penurunan laba.
2.
Saldo
persediaan yang tidak realistis pada neraca
Pada masa inflasi jumlah persediaan yang
disajikan dalam neraca tidak mencerminkan nilai persediaan dengan kondisi
terbaru, karena nilai persediaan tersebut jauh dibawah harga pasar saat ini.
3.
Laba
yang tidak diantisipasikan karena kuantitas persediaan tidak dipertahankan
Manfaat laba yang diikhtisarkan di atas
akan menjadi kenyataan hanya jika tingkat kuantitas persediaan dipertahankan.
Jika kuantitas persediaan akhir menurun, biaya LIFO yang terhapus akan
dibebankan ke pendapatan periode berjalan. Jika biaya persediaan jauh lebih
rendah daripada nilai ganti saat ini, laba yang dilaporkan secara semu akan
meningkat karena tingkat persediaan tidak dipertahankan.
4.
Asumsi
arus perusahaan yang tidak realistis
Pembebanan biaya yang dihasilkan dari
penggunaan LIFO biasanya tidak dapat dijadikan alat untuk memperkirakan gerakan
fisik barang dalam perusahaan.
E 5-5
a. Masing-masing perusahaan perlu memiliki
catatan akuntansi yang terpisah karena masing-masing perusahaan yang tergabung
dalam penggabungan usaha wajib melaporkan hasil kegiatan operasionalnya supaya
induk perusahaan dapat mengetahui apakah anak perusahaan mengalami laba/rugi.
Selain itu supaya dapat membuat laporan keuangan konsolidasi yang menggabungkan
aset, kewajiban, pendapatan, dan beban anak perusahaan dengan pos yang
berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan induk.
b. Identifikasi
jenis laporan keuangan yang disiapkan masing-masing perusahaan untuk pelaporan
keuangan.
1.
Laporan
keuangan induk perusahaan (X): Laporan Laba Rugi Konsolidasi, Laporan Laba
ditahan, Neraca Konsolidasi, Laporan Arus Kas Konsolidasi
2.
Laporan
keuangan anak perusahaan (C1, C2 dan C3): Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan, Jenis
informasi keuangan yang diminta.
c.
Jika saya memiliki kemampuan untuk
memaksakan keinginan kepada manajemen, maka saya akan meminta informasi
keuangan terpisah tentang perusahaan-perusahaan tersebut, karena saya ingin
melihat kondisi keuangan masing-masing perusahaan, baik itu induk maupun anak
perusahaan.
d. Perusahaan X memiliki kendali penuh atas anak perusahaannya. Sehingga
dalam teori perusahaan X, asset perusahaan C1 dikonsolidasikan mula-mula pada
nilai bukunya, ditambah dengan bagian perusahaan induk dari kelebihan nilai
wajar aktiva atas nilai bukunya. Dengan kata lain, asset
anak perusahaan dinilai kembali hanya sebatas pengambailan asset bersih
(termasuk goodwill) oleh perusahaan
induk. Seluruh asset bersih perusahaan anak yang dikonsolidasi pada nilai
wajarnya yang berdasarkan harga yang dibayarkan oleh perusahaan induk untuk
kepemilikannya. Sehingga kepemilikan mayoritas atas aset bersih dinilai dengan
konsisten.
e.
Akun-akun C2 harus dikonsolidasikan
secara total dan karena yang dimiliki oleh induk hanya 80% maka 20% nilai anak
perusahaan merupakan milik pemegang saham minoritas dan ini harus diakui dalam
laporan konsolidasian.
f.
Agregasi:
Laporan keuangan
yang dikonsolidasi menggabungkan aset, kewajiban, pendapatan dan beban anak
perusahaan dengan pos yang berhubungan dengan laporan keuangan PT. X.
Eliminasi:
Mengeliminasi
transaksi antar perusahaan (atau pos resiprokal) untuk menghindari penghitungan
ganda (double counting)
atau laba yang diakui premature.
g.
Kepemilikan 100%
perusahaan C1
Perusahaan
X memperoleh 100% kepemilikan perusahaan C1 pada nilai buku. Maka
perkiraan–perkiraan yang sifatnya resiprokal, yaitu Investment in C1 dan
perkiraan ekuitas. Perusahaan C1 akan dihapus, sehingga modal saham dan laba
ditahan yang muncul dalam neraca konsolidasi sama dengan perusahaan X.
Jika perusahaan X memperoleh 100% kepemilikan
dengan goodwill. Maka nilai kelebihan
biaya yang dikeluarkan yang melebihi nilai buku atau nilai wajar, akan diakui
sebagai goodwill.
Jurnal
eliminasi yang dibuat :
Capital stock xxx
Retained earning xxx
Goodwill xxx
Investment in C1 xxx
Kepemilikan
80% perusahaan C2
Perusahaan
X mendapatkan kepemilikan 80% dengan Goodwill. Maka selisih antara biaya yang dikeluarkan
dan nilai wajarnya akan diakui sebagai goodwill
dan akan terdapat minority interest (hak minoritas).
Nilai
buku (nilai wajar) yang diperoleh: % kepemilikan x nilai buku Goodwill yang
diakui sebesar: Biaya dikurangi Nilai wajar yang diperoleh. Minority interest:
Kepemilikan minoritas x Nilai buku.
Jurnal
eliminasi yang dibuat :
Capital stock xxx
Retained earnings xxx
Goodwill xxx
Investment in C2 xxx
Minority interest xxx
E 5-6A
a.
Penjualan yang
dilaporkan dan pendapatan Home Brite
Jika
menggunakan metode current rate, laba
translasi bervariasi mengikuti perubahan nilai tukar. Hal ini menyebabkan
estimasi dampak translasi pada laporan laba rugi menjadi lebih mudah. Pos – pos
dalam laporan laba rugi Home Brite yang dianggap terjadi secara merata
sepanjang periode ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata tertimbang
sedangkan penyesuaian translasi disajikan dalam pendapatan komprehensif lainnya
(PSAK 10) dan tidak mempengaruhi laba berjalan. Dalam kasus diatas, selama
perusahaan memiliki anak perusahaan asing, maka metode current rate menangguhkan laba dan rugi translasi.
b.
Perhitungan keuntungan
dan kerugian translasi
Keuntungan dan kerugian translasi diukur dari selisih
(kelebihan dan kekurangan) antara aset moneter dan kewajiban moneter (yang
dinyatakan pada nilai tukar kini). Tekanan
translasi untuk pendekatan mata uang fungsional diukur dengan besarnya
investasi bersih.
1.
Keuntungan dari
translasi saldo awal asset bersih ditambahkan dengan keuntungan translasi dari
kenaikan asset bersih (jika dolar melemah terhadap mata uang asing) pada
periode tertentu.
2.
Kerugian dari translasi
saldo awal asset bersih ditambahkan dengan kerugian translasi dari penurunan
asset bersih (jika dolar menguat terhadap mata uang asing) pada periode
tertentu.
c.
Pelaporan
keuntungan dan kerugian translasi
Penggunaan
translasi nilai tukar kini menghasilkan angka penyeimbang dalam neraca yang
ditranslasi. Keuntungan translasi ditambahkan pada akun ekuitas penyesuaian
translasi mata uang asing kumulatif dan kerugian translasi akan dikurangkan
pada akun ekuitas penyesuaian translasi mata uang asing kumulatif. Perubahan
nilai tukar tidak mempengaruhi akun yang ditranslasikan pada nilai tukar
historis karena akun tersebut dinyatakan pada nilai dolar saat perolehan.
Terima kasih byk...
BalasHapusbyk materi yang sudah sy ambil..
mdh2an bermanfaat...
iya sama2 :)
BalasHapusmbak tlong share dong kisi-kisi buat ujian tes PPAK UGM.
BalasHapusblank nihh,, dari sumatera.. thankk.. smoga berkenan.