Selasa, 10 Januari 2012

TATA KELOLA ETIS DAN AKUNTABILITAS



Kegagalan Enron, WorldCom, KAP Arthur-Andersen merupakan pemicu tentang harapan baru dalam tata kelola dan akuntabilitas di Amerika. Para politisi Amerika menciptakan kerangka tata kelola dan akuntabilitas baru yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat dan memfokuskan kembali tata kelola perusahaan pada tanggung jawab direksi terhadap kewajiban fidusia mereka terhadap kepentingan shareholders dan masyarakat.
I. Ancaman Bagi Tata Kelola Perusahaan dan Akuntabilitas yang Baik
1.      Salah mengartikan tujuan dan kewajiban fidusia
Pada kasus Enron, perusahaan melakukan manipulasi untuk keuntungan jangka pendek yang ternyata berakibat fatal bagi perusahaan itu sendiri.
2.      Kegagalan untuk mengidentifikasi dan mengelola resiko etika.
Resiko etika terjadi ketika terdapat kemungkinan ekspektasi stakeholder tidak terpenuhi. Menemukan resiko etika penting untuk menghindari kehilangan dukungan dari stakeholder.
3.      Konflik kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian indepenpen atau pengambilan keputusan seseorang goyah atau ada kemungkinan goyah karena adanya kepentingan lain yang bergantung pada penilaian tersebut. Sumber utama konflik kepentingan adalah hubungan dan keluarga dan kepentingan ekonomi.

II. Elemen Penting dari Tata Kelola dan Akuntabilitas
Mengembangkan, menerapkan, dan Kode Etik Mengelola Budaya Direktur, pemilik, dan manajemen senior dalam proses mewujudkan bahwa mereka dan karyawan mereka perlu memahami bahwa: ”Organisasi organisasi akan lebih baik jika memperhatikan kepentingan stakeholder, dan bukan hanya shareholder dan dalam membuat keputusan mempertimbangkan nilai etis yang penting.”

III. Menurut Murphy, tiga pendekatan yang dapat diterapkan untuk menanamkan prinsip-prinsip etika ke dalam bisnis, yaitu:
1.       Credo perusahaan yang mendefinisikan dan mengarahkan kepada nilai-nilai perusahaan.
Credo adalah pernyataan ringkas dari penyerapan nilai-nilai suatu perusahaan
a.        Credo dapat diinterpretasikan dengan simple sebagai sebuah pernyataan misi dari organisasional, bukan sebagai sebuah dokumen
b.       Credo tidak dapat didudukkan dalam waktu yang cukup lama sehingga belum dapat dinilai.
2.       Program etika dimana perusahaan berfokus pada isu-isu etika
Program etika menyediakan petunjuk yang lebih detail untuk menyelesaikan masalah etika yang potensial daripada credo umum.
3.       Kode etik yang memberikan panduan spesifik untuk karyawan di area bisnis fungsional
Kode etika adalah mekanisme structural perusahaan yang digunakan sebagai tanda komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip etika. Mekanisme dirasakan sebagai cara yang paling efektif untuk mendukung kebiasaan etika bisnis. Kode etika biasanya membahas isu-isu seperti konflik kepentingan, kompetitor, privasi, pemberian dan penerimaan pemberian, dan kontribusi politik.
Penelitian Murphy tentang etika dalam manajemen menghasilkan kesimpulan yang harus diingat manajer perusahaan yaitu:
1.      Tidak ada pendekatan ideal tunggal untuk etika perusahaan.
Rekomendasinya dimulai dari perusahaan kecil dengan  sebuah credo dan juga sebuah perusahaan besar dengan mempertimbangkan program yang disesuaikan. Hal itu dimungkinkan untuk mengintegrasikan program-program dan menghasilkan sebuah hybrid contohnya dalam berurusan dengan insider trading.
  1. Manajemen puncak harus berkomitmen.
Manajer senior harus memenangkan rancangan etika tertinggi bagi perusahaan mereka. Komitmen ini tampak jelas  melalui pernyataan keras dan jelas dalam surat CEO, laporan, dan pernyataan publik
  1. Pengembangan suatu struktur tidak cukup untuk perusahaan itu sendiri.
Struktur tidak akan berguna jika tidak didukung oleh proses manajerial. Credo pertemuan pada Security Pasific dan seminar di Chemical Bank adalah contoh dari proses yang mendukung struktur.
  1. Meningkatkan kesadaran etis dari suatu organisasi tidak mudah
Banyak perusahaan yang telah menghabiskan waktu dan uang untuk mengembangkan, mendiskusikan, merevisi, dan mengkomunikasikan prinsip-prinsip etika perusahaan. dan pada kenyataannya itu semua tidak menjamin peningkatan kesadaran etis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

just for ur referencies ;)